Bau nafas tak sedap keluar dari mulut seorang pemabuk
Bapakku dan kakekku sering mengingatkanku
Agar aku jangan mendekati pemabuk itu
“nanti kamu bisa seperti dia”kata bapak ku
“kelak kamu masuk neraka” kata kakek ku
Tapi memang aku orang yang bandel
Sewaktu bapak dan kakek ku pergi ke sawah untuk mencangkul
Aku menghampiri pemabuk itu
Sebenarnya aku takut, kata orang dia pernah membunuh, memperkosa, menculik, bahkan merampok
Tapi kaki kecil ku memaksaku dan menyeret ku tanpa ragu-ragu
Pemabuk itu melihatku dengan mata yang merah seperti mata naga
Dengan botol minuman di sampingnya dia terus melihat ku yang semakin dekat
Pemabuk itu memelototi ku
Jantung ku berdetak kencang, lutut ku gemetar hebat
Tapi kaki kecil ku terus menyeretku
Sampai aku duduk di samping pemabuk tadi
Matanya sayu, merah
Kepalanya oleng ke kanan-ke kiri kadang berputar
Tetapi posisi duduknya tidak berubah
Aku terus memandanginya dengan bola mata yang berbinar-binar ingin tahu
“mau apa adik kesini, mau mati, atau di sodomi” kata pemabuk tadi
Aku tersenyum geli, sambil menggumam “siapa yang mau mati dan apa arti di sodomi”
Melihat ku tersenyum, tiba-tiba pemabuk tadi menawarkan minumannya kepada ku
“adik mau mencicipi minuman ini”
Akupun mengangguk pelan
Lalu ia menuangkan minumannya kedalam gelas plastik bekas air kemasan
Tanpa ragu ku teguk minuman itu
Aku terkejut, ternyata hanya air putih
Ku habiskan segelas air putih itu, lalu kutuang sendiri, ku minum lagi sampai habis
Dan tak sabaran aku minum dari botol langsung
Setelah perut ku kembung aku berhenti
Semenit kemudian aku merasa kepala ku pusing
Perutku mual, dada terasa panas
Mungkin aku mabuk
Lalu aku bertanya kepada pemabuk tadi
“air apa ini”
Pemabuk tadi tersenyum, lalu berkata
“Itu bukan air putih biasa, tapi air mata bumi, air mata langit, air mata malaikat, air mata setan, Yang kuramu hingga seperti ini”
Lalu aku bertanya lagi
“Kenapa bisa memabukkan”
Pemabuk tadi tiba-tiba muntah, tapi yang keluar dari mulutnya adalah darah
Lalu ia kembali tersenyum, Cuma kali ini agak lebar
“Cuma orang yang suci dan hati yang murni bisa mengerti”
Aku bertanya lagi
“Kenapa kakak membunuh, kenapa merampok, kenapa memperkosa, kenapa menculik”
Kulihat pemabuk tadi mengerutkan dahinya, lalu bilang
“Aku membunuh karena bumi ku di bunuh”
“Aku merampok karena negara ku di rampok”
“Aku memperkosa karena wanita ku di perkosa”
“Aku menculik karena karena aku kesepian, lelah dan sedih”
“Nanti adik pun akan seperti ku
Duduk dan mabuk dengan ramuan yang dibuat adik sendiri”
Setelah berkata-kata tadi, pemabuk itu tertidur tapi sambil tersenyum
Mungkin bahagia karena sejenak melupakan dan meninggalkan dunia
Aku langsung berlari karena takut
Aku takut
Takut membayangkan bahwa aku akan merasakan apa yang pemabuk itu rasakan
Aku menjerit sambil menangis
Mencari bapak dan kakekku
Aku memeluk bapakku, Aku memeluk kakekku
Erat sekali sampai bapakku heran
“Kamu kenapa, ada yang mengganggumu”
Aku Cuma menggeleng
Lalu kelepaskan pelukanku
Aku berjalan menuju sebuah bukit yang terjal
Dari bukit itu terlihat hutan, laut, sawah, rumah, kota, dan manusia
Hutan itu akan hilang, Lalu Laut itu akan murka , Sawah itu akan hilang, Lalu rumah itu akan beranak, Kota itu akan sesak, Lalu manusia itu akan mati
Aku kembali menangis
Kuambil bibit pohon lalu kutanam
Ku ambil pasir lalu kulemparkan ke laut
Ku ambil bibit padi lalu kusemai
Ku ambil palu godam, ku hancurkan rumah itu
Ku ambil Pagar bambu lalu ku kelilingi kota itu
Ku ambil kitab ku lalu ku tamparkan pada setiap manusia yang kutemui
Sehabis itu aku naik lagi keatas bukit tadi
Aku onani
Lalu sperma ku, ku masukkan kedalam botol
Ku kubur, supaya ada dewi dari khayangan yang menemukannya
Dan menanamkan dalam rahimnya
agar generasi setelahku tidak bejad, bermoral dan bernyawa
Setelah itu Aku terjun dari bukit itu, menabrak batu-batu
Aku sekarat
Lalu ku lihat pemabuk tadi mendekat
Mengajakku terbang
Entah kemana
Yang pasti aku bisa melihat dunia dari atas
aku puas